Banyak sekolah yang memiliki stasiun radio komunitas. Radio ini berfungsi sebagai sarana pembelajaran bagi siswa yang ingin menjadi
broadcaster profesional.
Salah satunya radio komunitas yang berada di tempat kami menuntut ilmu, Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Bogor. Namanya Radio Komunitas Ummul Quro 107.8 FM. Di radio komunitas inilah, kami belajar menjadi
broadcaster.
Ternyata enggak mudah menjadi seorang penyiar. Kami harus melalui tahap-tahap tertentu. Salah satunya
audisi. Di tahap inilah awal mula kami mengenal dunia
broadcasting. Penyeleksi menguji kemampuan kami dalam hal penyiaran radio. Misalnya tentang pengetahuan musik dan bagaimana cara menyampaikan berita dengan baik dan menarik bagi pendengar.
Kalau diingat-ingat, saat audisi itu terasa tegang sekali. Rasa dingin yang berasal dari pendingin ruangan nyaris tak terasa karena ketegangan yang menguasai diri. Tetapi, tekad yang kuat dan kepercayaan diri membuat kami mampu menghadapinya. Bersyukur, kami termasuk 10 orang yang terpilih menjadi
broadcaster di sekolah.
Kami kemudian masuk tahap kedua, yaitu latihan. Di sini kami digembleng agar bisa menguasai ilmu
broadcasting secara keseluruhan. Pelatih menganjurkan kami selalu berlatih di mana pun berada, baik di kamar mandi, kamar tidur, di kelas, maupun di dapur.
Latihan dimaksudkan agar kami bisa berbicara seperti penyiar yang sedang ON AIR alias mengudara. Biar kami terbiasa menghadapi para pendengar. Nah, karena sering berbicara sendiri seperti halnya orang tak waras (he-he-he), kami kerap diejek teman-teman.